Explore Yourself To Heal Pain: Strategi Self Exploration untuk Melindungi Diri dari Self Harm

Setiap individu pasti memiliki tantangan dalam hidupnya masing-masing. Terkadang tantangan tersebut dapat menyebabkan kerentanan emosional yang akhirnya mampu berdampak pada kesehatan psikis individu tersebut. Beberapa orang mungkin memiliki kemampuan untuk dapat menyalurkan kerentanan emosional yang sedang dialaminya dengan baik. Akan tetapi, banyak juga orang-orang yang melakukan perilaku self-harm sebagai langkah untuk melampiaskan rasa sakit emosionalnya. Berdasarkan definisinya, self- harm merupakan perilaku yang dilakukan secara sengaja dengan tujuan untuk melukai diri tanpa ada niatan bunuh diri. Biasanya self-harm dilakukan untuk mengatasi rasa sakit secara emosional terhadap permasalahan yang dialami dengan cara melukai diri sendiri, dilakukan sebagai pelampiasan emosi yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata sebagai bentuk hukuman karena merasa tidak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri.

Melakukan self-harm sebagai langkah pelampiasan emosi tentu sangat berbahaya bagi individu yang melakukannya. Tidak hanya dapat menyebabkan luka-luka ringan seperti sayatan benda tajam, tetapi juga dapat menyebabkan kehilangan bagian-bagian tubuh dan dapat mengancam nyawa seseorang. Tentu dampak yang dirasakan tidak hanya terbatas pada luka fisik, self-harm juga dapat meninggalkan bekas luka yang mendalam pada pikiran dan emosi seseorang. Munculnya rasa bersalah, malu, dan putus asa adalah hal-hal yang seringkali dirasakan oleh individu yang melakukan self-harm sehingga menghasilkan siklus negatif yang terus-menerus terjadi.

Dalam membantu penanganan perilaku self-harmself exploration atau eksplorasi diri merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan. Self exploration merupakan sebuah proses perjalanan ke dalam diri untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang diri yang sejati. Self-exploration bertujuan untuk menggali lebih dalam mengenai nilai-nilai, minat, tujuan, kekuatan, kelemahan, preferensi, dan identitas pribadi sehingga dapat menerima dan mencintai dirinya sendiri tanpa syarat. Dengan menerapkan self-exploration, individu yang mengalami kesulitan dan tantangan secara emosional dapat menggali lebih dalam makna dari dirinya dan kehidupannya yang pada akhirnya akan menghasilkan rasa penerimaan akan diri sendiri. Adapun beberapa bentuk kegiatan self-exploration yang dapat diterapkan adalah art activity atau art therapy, yaitu salah satu jenis psikoterapi dimana media utamanya adalah dengan mengimplementasikan seni untuk menanamkan pembelajaran akan pengalaman dan proses. Pembuatan karya seni dapat memberikan tempat bagi para peserta untuk mengekspresikan dirinya dalam menggali aspek-aspek kompleks dari keadaan psikologisnya. Proses kreatif dalam pembuatan karya seni dapat membuka ruang untuk refleksi mendalam, membantu individu mengenali dan memahami emosi, pengalaman, kecemasan, serta aspek-aspek diri yang mungkin belum terungkap.

Sejalan dengan penjelasan tersebut, Teach For Indonesia Student Community melaksanakan program kerja yang bernama SACTY (Seminar & Art Activity) 2024 dengan judul “Explore Yourself To Heal Pain: Strategi Self Exploration untuk Melindungi Diri dari Self Harm” pada hari selasa tanggal 14 Mei 2024. Kegiatan ini memiliki tujuan untuk memberikan peserta wawasan baru terkait self-harm dan self-exploration. Dalam kegiatannya, SACTY 2024 menanamkan penggunaan art activity melalui mandala serta kegiatan message in a bottle sebagai medianya. Melalui kedua kegiatan tersebut, peserta diharapkan untuk dapat mengenali perasaannya, mengekspresikannya, membuat karya seni, dan merefleksikannya sehingga dapat membantu dalam proses pengenalan diri secara mendalam dan menyeluruh, sehingga hal tersebut dapat mengatasi pencegahan perilaku self-harm.

Kegiatan seminar berlangsung dengan dihadiri sebanyak 65 peserta. Kegiatan seminar dimulai dengan pemberian kata sambutan masing-masing dari ketua region TFISC Bekasi, Wahyu Zatmiko, dan Project Manager, Meisya Nurhaliza, dari kegiatan SACTY 2024 dengan dipandu oleh MC. Setelah itu, moderator menyambut pembicara untuk naik ke atas panggung. Pembicara yang dihadirkan oleh panitia adalah Miss Dwi Ayu Kartika. Miss Dwi memberikan materi terkait self-harm, jenis self-harmself-exploration, tujuan, manfaat, dan bentuk dari kegiatan self-explorationArt Therapy, tujuan, manfaat, dan bentuk kegiatan dari Art Therapy, mandala, manfaat dan contoh dari mandala.

Miss Dwi juga mengajak para peserta untuk meditasi dan membuat gambar mandala bersama-sama dengan para peserta lainnya yang dibimbing oleh Miss Dwi. Dalam kegiatan membuat gambar mandala, para peserta mendapatkan sketchbook dan pensil warna yang telah diberikan oleh panitia. Setelah melakukan kegiatan membuat gambar mandala, Miss Dwi melakukan sesi tanya jawab yang disambut dengan antusias para peserta untuk bertanya.

Setelah sesi tanya jawab selesai, terdapat kegiatan message in a bottle. Para panitia memberikan seluruh peserta botol kaca, sticky notes, dan pena untuk menulis perasaan yang peserta rasakan di sticky notes dan memasukkannya ke dalam botol kaca. Para peserta mendapatkan tiga warna sticky notes, yaitu merah muda, kuning, dan biru. Warna merah mudah diisi untuk perasaan marah, warna kuning untuk perasaan senang, dan warna biru untuk perasaan sedih. Setelah semua kegiatan selesai dilakukan, moderator mengajak project manager untuk melakukan pemberian sertifikat kepada Miss Dwi sebagai pembicara dan berfoto bersama. Selanjutnya, ada sesi foto bersama dengan para peserta, panitia, dan Miss Dwi. Para panitia juga tidak lupa untuk mengajak Miss Dwi dan para peserta untuk membuat video. Kemudian, acara ditutup oleh MC dengan melakukan scan exit tickedan kata-kata penutup.

Setelah kegiatan seminar dilaksanakan, para panitia juga mengadakan kegiatan Art Activity yang dihadiri sebanyak 26 peserta pada hari yang sama, yaitu hari selasa tanggal 14 Mei 2024. Pada kegiatan tersebut, peserta mewarnai pattern mandala yang telah dipilih dan dapat konsultasi langsung dengan konselor yang ada di ruangan. Dalam kegiatan ini, terdapat dua (2) ruangan art Activity dan setiap ruangan akan diisi oleh satu konselor. Konselor yang dihadirkan oleh panitia adalah kak Cindy Stefanie Tanjung dan Miss Dwi Ayu Kartika. Kegiatan ini dimulai oleh pembukaan dari MC dan dilanjut dengan kata-kata sambutan dari kedua konselor dan project manager.

Kegiatan mewarnai pattern mandala berlangsung selama kurang lebih tiga puluh (30) menit dan diiringi oleh lagu yang dapat menstimulasi emosi para peserta. Setelah  peserta mewarnai, peserta dapat melakukan konsultasi dengan konselor yang berada di ruangan.

Setelah itu, para peserta diarahkan oleh MC untuk melakukan sesi dokumentasi dengan konselor. Kemudian, kegiatan ini ditutup dengan pemberian sertifikat kepada para konselor oleh PIC acara SACTY 2024 dan project manager, melakukan scan exit ticket, dan pemberian kata-kata penutup oleh MC.