ENJOYING SEE-NEMA: Mengenal Teman Netra Sambil Menyaksikan Film Ala Drama Korea

Pernahkah teman-teman membayangkan bagaimana seorang individu Netra menyaksikan  sebuah tayangan, baik itu film, ataupun tayangan visual lain seperti drama atau iklan? Tentunya meskipun teman Netra bisa mendengar suaranya, tidak semudah itu bisa memahami apa yang ditampilkan di layar. Teman Netra tetap membutuhkan akses dalam memahami konteks, latar, bahkan ekspresi non-verbal yang tidak diucapkan oleh pemeran atau tokoh dalam tayangan tersebut. Meski begitu, banyak teman Netra yang menyatakan keinginannya untuk menonton film ataupun serial yang tayang.


Dengan melihat fenomena ini, Student Advisory & Support Center bekerjasama dengan Teach For Indonesia mengadakan kegiatan Enjoying See-Nema mengajak mahasiswa untuk berinteraksi bersama dengan teman-teman dari komunitas Netra.

Dalam kegiatan ini mahasiswa terlibat sebagai pendamping teman Netra untuk menyaksikan film Indonesia “Cinta Tak Seindah Drama Korea” yang dilaksanakan pada Jumat, 13 Desember 2024 di Senayan City XXI.

25 mahasiswa dari berbagai area kampus dan jurusan hadir mendampingi kurang lebih 24 teman Netra yang datang dari berbagai daerah Jabodetabek dan dengan rentang usia yang beragam. Semuanya berkumpul untuk menyaksikan film dan berinteraksi bersama.

Sebelum mahasiswa bertemu dengan teman Netra pasangannya, terlebih dahulu Kak Tania dari perwakilan komunitas Netra menyampaikan beberapa informasi penting tentang bagaimana mendampingi teman Netra.

Pendampingan berlangsung sangat seru dan menyenangkan, mulai dari saat teman Netra sedang menunggu studio film dibuka. Mahasiswa pendamping mempelajari dan mempraktikkan banyak keterampilan dan pengetahuan baru, seperti bagaimana menuntun teman Netra berjalan dan berpindah tempat, bagaimana menjelaskan sebuah lokasi agar mobilisasi teman Netra lancar, bagaimana menjelaskan adegan dan ekspresi tokoh dalam film, hingga berbagai adegan kompleks yang ditampilkan.


Beberapa menyampaikan bahwa mendampingi saat menonton bukanlah hal yang mudah, namun hal ini juga yang membuat mahasiswa pendamping mendapatkan insight mengenai bagaimana teman Netra dalam menjalankan akitivitas sehari-hari. Dengan interaksi yang dibangun, beberapa mahasiswa menyebutkan bahwa kegiatan ini membuka wawasan mereka akan kehidupan teman Netra, segala tantangan dan semangat besar teman Netra dalam menjalaninya.

Semoga kegiatan ini menjadi langkah awal untuk kegiatan bersama mahasiswa dengan komunitas disabilitas yang lain, agar semakin terbangun wawasan, empati dan kepedulian Binusian terhadap lingkungan sekitarnya, terutama kepada individu disabilitas.

Salam inklusi!

Annisa Dwi Rahmawati (SASC)