TEDxBinusUniversity – Dig Deeply

Penulis:
Regita Liviana Ayu Cahyani
(Koordinator Website HIMARS 2021)

TEDxBinusUniversity kembali lagi di tahun ini dengan membawakan tema “Dig Deeply” yang diadakan pada tanggal 14 Desember 2021, pukul 13.00 – 15.30 WIB. Acara dibuka dengan penampilan dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Tari Mahasiswa Bina Nusantara (STAMANARA) yang membawakan tarian daerah asal Kalimantan. Dalam acara ini terdapat 3 sesi yang dibawakan oleh para 3 pembicara yang membawakan topik mengenai kesejahteraan hewan di Indonesia dan perkebunan dari para petani Indonesia.

Gambar 1. Drh. Mery Ferdinandes Wain – Animal Welfare
(Fotografer: Ferdinand Michael, Klifonara)

Sesi 1 – Animal Welfare

Sesi pertama dimulai dengan pembawaan materi oleh Drh. Mery Ferdinandes Wain dengan judul “Animal Welfare” yang membahas mengenai kesejahteraan hewan di Indonesia yang harus dijaga, termasuk prinsip-prinsip kesejahteraan hewan dan kebutuhan sosial setiap hewan yang harus kita pahami. Sebagai pesan dari materi ini adalah bahwa kita harus mengetahui kebutuhan hidup dan sosial dari hewan yang akan kita pelihara agar tidak mengalami stress dan membahayakan warga sekitar, dipelajari dan dipahami bagaimana hewan nantinya akan tumbuh dengan baik dan tidak diperjual-belikan hanya untuk keuntungan semata. Calon pemelihara hewan juga harus memahami lifestylenya agar dapat bertanggung-jawab sepenuhnya terhadap hewan yang telah dibeli untuk dipelihara.

Gambar 2. Eko Purnomowidi – Farming is Healing, Not Feeding
(Fotografer: Ferdinand Michael, Klifonara)

Sesi 2 – Farming is Healing, Not Feeding

Pada sesi kedua ini pembawaan materi dibawakan oleh Eko Purnomowidi dengan judul “Farming is Healing, Not Feeding”. Dalam sesi kedua ini pembicara menjelaskan kepada kita bagaimana sejarah awal mula dari kebun-kebun kopi dari “Classic Beans Cooperative” yang kemudian menjadi hutan alur dengan kualitas yang baik. Proses panjang yang telah dilalui seperti reforestasi, penataan ruang dan kegiatan yang melibatkan beberapa relawan dari para warga sekitar lingkungan yang terus menunjukan proses di setiap tahunnya.

Di balik pengalaman tersebut beliau bercerita kisahnya saat menjadi “Hansip Gunung” atau biasa disebut dengan “HaNung”, dimana beliau aktif menjadi relawan dan rekan-rekannya untuk korban bencana alam. Dari sinilah, kisah pertemuan beliau dengan para petani yang merasa kehilangan harapan karena tanah pertaniannya telah rusak akibat bencana alam. Beliau dan para petani ini memulai langkah baru dengan saling bekerja sama. Dimulai dari pengumpulan bibit, menyiapkan lahan, penanaman, hingga kini, berbuah hasil di luar dugaan. Dalam proses inilah beliau dapat membuktikan bahwa Farming is Healing.

Gambar 3. Farwiza Farhan – Compassionate Conservation
(Fotografer: Ferdinand Michael, Klifonara)

Sesi 3 –  Compassionate Coservation

Sesi ketiga dibawakan oleh Farwiza Farhan dengan judul “Compassionate Conservation”. Di awal pembukaan sesi ketiga ini peserta diajak untuk menutup matanya dan membayangkan suara yang dihasilkan dari hutan untuk dapat lebih dalam merasakan bagaimana rasanya berada di alam terbuka. Di sesi ketiga ini kita dihimbau untuk lebih mempertimbangkan segala aktivitas manusia yang akan bersinggungan dengan habitat hewan setempat. Sebagai makhluk hidup kita hidup berdampingan dengan keanekaragaman hewan dan tumbuhan yang akan berpengaruh juga ke dalam aktivitas manusia. Oleh karena itu kita tidak boleh egois dengan merugikan hewan yang ada.

Gambar 4. Foto bersama para pembicara
(Fotografer: Yoshe Ariel, Ketua Klifonara 2021)

Setelah semua materi disampaikan, acara diakhiri dengan penampilan solo dari Heryan dan sesi penyerahan plakat kepada para pembicara yang diserahkan langsung oleh Johan, S.Kom., M.M. (Vice Rector Student Affairs and Community Development) dan Dr. Engkos Achmad Kuncoro, S.E., M.M. (Vice Rector Academic Development) dan foto bersama.

Penasaran dengan tema apa yang akan diambil TEDxBinusUniversity selanjutnya?
Yuk ikuti event TEDxBinusUniversity di tahun depan!