WEBINAR ‘ABROAD INSIGHT : STUDENT DORMITORY LIVING EXPERIENCE IN JAPAN & INDONESIA’

BINUS University menyediakan tempat tinggal atau asrama bagi mahasiswa bernama BINUS Square. Asrama ini tidak hanya ditinggali oleh mahasiswa lokal namun juga mahasiswa asing yang mengikuti program pertukaran pelajar atau program beasiswa dari universitas BINUS. Selama tinggal di BINUS Square, mahasiswa tidak hanya tinggal untuk beristirahat sehabis kuliah namun juga dapat mengikuti berbagai program yang telah disediakan  oleh Program Development Center BINUS Square. Salah satunya, acara Webinar ‘Abroad Insight : Student Dormitory Living Experience in Japan & Indonesia’ yang diadakan pada hari Selasa, 19 Januari 2021 secara online. Tujuan diadakannya acara ini adalah berbagi pengetahuan kepada boarder mengenai pengalaman mahasiswa Jepang tinggal di asrama kampus di dua negara berbeda.

Pada acara ini, PDC BINUS Square mengundang seorang mahasiswa asal Jepang yang pernah mengikuti program pertukaran pelajar di BINUS University, Nana Imaizumi. Ia merupakan mahasiswi semester 6 jurusan Geografi Universitas Tsukuba, Jepang bercerita mengenai pengalamannya tinggal di asrama kampus Tsukuba dan juga BINUS Square. Acara ini juga di-moderatori oleh Sonia Tiara, seorang Boarder BINUS Square dan Kak Cecil dari PDC.

Saat penyampaian materi, pembicara menyampaikan beberapa poin mengenai pengalaman tinggalnya seperti fasilitas, biaya tinggal dan aturan yang berlaku di tiap asrama. Selain itu, ia menginformasikan bahwa beberapa fasilitas di asramanya seperti fasilitas onsen atau pemandian terbuka juga untuk umum. Biaya yang harus dibayarkan sebesar 190 yen per orang. Ia juga berbagi tips bagi boarders maupun binusian yang mengikuti acara ini untuk menyiapkan beberapa barang bila ingin melanjutkan sekolah di Jepang dan tinggal di asrama kampus seperti gantungan baju, spray serangga, uang koin 100 yen untuk laundry baju, steker / plug listrik dan sepeda.

Setelah sesi materi selesai, moderator membuka sesi pertama tanya jawab untuk peserta. Antusias peserta untuk bertanya cukup tinggi dilihat dari banyaknya pertanyaan yang diberikan. Setelah itu, Nana menyiapkan permainan Kahoot! untuk menjalin relasi dengan peserta secara langsung. Lalu acara dilanjutkan dengan sesi kedua tanya jawab. Pada sesi tanya jawab, bahasa yang digunakan oleh peserta tidak hanya Bahasa Inggris namun juga Bahasa Jepang. Kegiatan ini tidak hanya berbagi informasi namun juga menjadi ajang peserta mempraktekkan kemampuan Bahasa Jepangnya secara langsung. Di akhir sesi, peserta mengisi kuesioner kegiatan dan berfoto bersama.

Cecilia Astri P. S.