“FROM MOURNING TO MORNING”
Mental Health Workshop kembali lagi dengan mengangkat tema Grieving dengan judul From Mourning to Morning yang dibawakan oleh Olivia, S. Psi., M. Psi., Psikolog. Grieving atau berduka adalah reaksi emosional yang muncul setelah seseorang mengalami kehilangan, seperti kematian orang tercinta, perpisahan, atau perubahan hidup besar lainnya. Proses berduka adalah pengalaman yang sangat personal, dan tiap individu bisa menghadapinya dengan cara yang berbeda. Salah satu teori paling terkenal mengenai tahapan berduka adalah yang dikemukakan oleh Elisabeth Kübler-Ross, yang mengidentifikasi lima tahap yang umumnya dialami oleh mereka yang sedang berduka. Tahap-tahap ini meliputi penolakan (denial), kemarahan (anger), tawar-menawar (bargaining), depresi (depression), dan penerimaan (acceptance).
Stage pertama adalah penolakan. Pada tahap ini, individu sering merasa sulit menerima kenyataan bahwa kehilangan tersebut benar-benar terjadi. Mereka mungkin merasa bingung atau terkejut, dan bisa merasa seolah-olah kejadian tersebut tidak nyata. Perasaan ini adalah cara tubuh dan pikiran untuk melindungi diri dari beban emosional yang terlalu berat untuk langsung diterima.
Stage kedua adalah kemarahan. Setelah menerima kenyataan, perasaan marah bisa muncul sebagai respons terhadap ketidakadilan atau ketidaksempurnaan yang dirasakan. Orang yang sedang berduka bisa merasa marah pada orang lain, diri mereka sendiri, atau bahkan orang yang telah meninggal. Kemarahan ini adalah bagian dari proses penyembuhan yang membantu individu mengekspresikan rasa frustrasi dan kehilangan.
Selanjutnya adalah stage tawar-menawar, ketika individu mencoba mencari cara untuk mengubah kehilangan tersebut. Mereka mungkin berusaha bernegosiasi dengan diri sendiri atau dengan Tuhan untuk mendapatkan kesempatan kedua atau mengubah hasil yang sudah terjadi. Tahap ini seringkali melibatkan pikiran seperti “Jika saya melakukan ini, mungkin saya bisa menghindari kesedihan.”
Pada stage depresi, perasaan kesedihan yang mendalam muncul. Individu merasa terpuruk, cemas, dan kehilangan harapan. Pada tahap ini, mereka menyadari sepenuhnya bahwa kehilangan tersebut tidak dapat diubah, dan perasaan hampa menjadi dominan. Perasaan kesepian dan keputusasaan sering kali mengiringi tahap ini.
Stage terakhir adalah penerimaan, di mana individu mulai menerima kenyataan dan menemukan cara untuk melanjutkan hidup meskipun ada kehilangan. Penerimaan tidak berarti melupakan atau menghilangkan rasa sedih, tetapi lebih kepada kemampuan untuk hidup dengan kenyataan tersebut dan mulai membangun kembali kehidupan.
Faktor yang memengaruhi seseorang melalui proses berduka sangat bervariasi. Faktor kepribadian, pengalaman hidup sebelumnya, serta dukungan sosial yang diterima bisa mempengaruhi cara seseorang menghadapi kehilangan. Beberapa orang mungkin melewati tahapan ini dengan cepat, sementara yang lain membutuhkan waktu lebih lama. Kondisi mental dan fisik seseorang juga berperan dalam mempercepat atau memperlambat proses berduka.
Menghadapi grieving memerlukan waktu dan perhatian terhadap diri sendiri. Salah satu cara untuk menghadapinya adalah dengan mencari dukungan sosial, baik dari keluarga, teman, atau kelompok dukungan. Berbicara dengan seseorang yang memahami atau seorang konselor bisa sangat membantu. Selain itu, menjaga kesehatan tubuh melalui pola makan yang baik, tidur yang cukup, dan berolahraga juga penting untuk mendukung proses pemulihan emosional. Setiap orang berduka dengan cara mereka sendiri, dan penting untuk memberi ruang bagi diri sendiri untuk merasakannya tanpa merasa terburu-buru untuk “sembuh”.