“FINDING YOUR TRUE SELF: THE KEY OF SUCCESS AND HAPPINESS

Self-journey adalah proses yang tidak bersifat linear. Sama seperti saat kita sedang menuju ke suatu tempat. Terkadang proses perjalanan yang kita tempuh tidak selalu mulus, ada jalan yang berkelok, terjal, dan menurun. Namun semua proses perjalanan itu akan mengantarkan kita pada terbentuknya diri. Dibawakan oleh Pranedia Nilamsari, S.Psi., M. Psi., Psikolog, workshop kali ini mengajak peserta Dibawakan oleh Pranedia Nilamsari, S. Psi., M. Psi., Psikolog peserta diajak untuk menemukan diri melalui tahap pertama yakni self discovery.

Untuk menemukan diri, ada beberapa proses yang dijalani, seperti self-discovery, self-development, self-actualization, dan self-mastery. Self-discovery dan self-development diperlukan untuk kita memahami diri lebih dalam dan memahami kelebihan serta kekurangan kita. Self-discovery dan self-actualization dibutuhkan untuk membentuk kepercayaan diri dan pemenuhan diri. Self-actualization dan self-mastery dibutuhkan untuk menyempurnakan kemampuan dan memahami batasan kemampuannya. Self-development dan self-mastery dibutuhkan untuk kita menggunakan kemampuan, memperbaiki kelemahan, dan mempertajam kemampuan.



Bagaimana cara memulai Self Discovery?
Pertama-tama kita harus merefleksikan diri. Refleksi diri dilakukan untuk mengintrospeksi diri, melihat hal-hal yang telah dialami semasa hidup. Hal yang diperhatikan bisa hal-hal yang positif maupun negatif. Dengan melihat adanya hal positif negatif, secara bijak kita bisa mengembangkan hal yang perlu dikembangkan. Proses refleksi diri bisa dilakukan dengan journaling, meditasi, self-talk.

Ketika refleksi diri telah dilakukan, kita bisa mulai untuk menjelajahi hal-hal yang kita gemari atau mencoba pengalaman yang baru. Mempelajari hal-hal baru ini merupakan proses ketiga yaitu keluar dari zona nyaman. Keluar dari zona nyaman juga dilakukan ketika kita belajar dari kegagalan-kegagalan saat menjalani pengalaman baru yang dipilih.

Proses Self Discovery selanjutnya adalah mencari umpan balik dan arahan. Hal ini bisa didapatkan dari lingkungan sekitar yang berinteraksi dengan kita. Saat kita mencoba hal baru, keluar dari zona nyaman, dan belajar dari kegagalan, tentu saja proses ini membentuk perkembangan kita. Agar perkembangan kita semakin maksimal, arahan dan feedback dari sekitar kita pun dibutuhkan, sehingga proses yang dijalani akan lebih maksimal karena kita akan mengetahui hal-hal yang masih bisa dikembangkan dalam diri.

Setelah itu kita bisa mencoba untuk melakukan penerimaan atau merangkul yang menjadi kelebihan maupun kelemahan dalam diri, yang merupakan proses kelima dari self-discovery. Penerimaan ini dibutuhkan agar inidividu bisa merasakan sebagai suatu kesatuan yang utuh. Jadi tidak hanya hal yang positif saja yang dapat kita temukan dalam diri, tetapi juga hal yang masih butuh dikembangkan, sehingga pada akhirnya kita bisa menjadi lebih damai dengan diri ini.


Saat memulai proses self-discovery, perlu diingat ada hal-hal yang dapat kita kendalikan dan hal-hal yang berada di luar kendali kita. Hal-hal yang bisa kita kendalikan berupa cara kita memperlakukan orang lain, menyikapi kesempatan, memilih pergaulan, merasakan emosi, respon kita akan suatu hal, membuat batasan, makanan yang dikonsumsi, mendengarkan serta berbicara. Dapat dikatakan hal yang bersifat internal yang ada dari dalam diri kita. Sedangkan untuk hal-hal yang di luar kendali seperti keputusan orang lain, sikap dan motif orang lain, cuaca hari ini, pikiran dan perasaan orang lain, aksi netizen di sosmed, dan masih banyak hal lainnya. Jika dapat disimpulkan, hal ini bersifat eksternal yang tidak dapat kita kontrol.