Mental Health Series: Mental Readiness for FYPL Challenges (FYP B2028)
Hi Binusian!
Pada Hari Kamis, 4 April 2024 Student Development Center (SDC) BINUS @Malang kembali melakukan inisiatif kegiatan Pembekalan First Year Program Leader (FYPL) B2028 dengan mengangkat topik Mental Health Series : Mental Readiness for FYPL Challenges. Acara ini berlangsung di Ruang Incubator Laboratory BINUS @Malang dan dihadiri oleh 13 FYPL Terpilih. Kegiatan ini dilaksanakan dengan kolaborasi bersama Student Advisory and Support (SAS) BINUS @Malang. Inisiatif kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari upaya kami untuk memberikan dukungan kepada mahasiswa yang terpilih sebagai FYPL B2028 BINUS @Malang, untuk memastikan bahwa mereka siap secara mental dan emosional untuk menjalankan peran penting mereka sebagai FYPL. Tujuan kami adalah membekali mereka dengan alat dan strategi yang diperlukan untuk mengelola stres, mengatasi ketakutan, dan tetap tenang di bawah tekanan. Adapun pada saat kegiatan dibawakan oleh Counselor BINUS @Malang Campus yaitu Kak Natasha Gandhi, M. Psi., Psikolog, dan Kak Olivia, M. Psi., Psikolog.
Kegiatan dimulai dengan sambutan dan arahan dari Kak Jesslyn Errysta (SDC), yang menyambut peserta dengan hangat dan memberikan tujuan dari kegiatan ini dilakukan. Setelah itu, suasana menjadi lebih ceria dengan dilakukannya kegiatan ice breaking yang sangat menyenangkan yang dipandu oleh Kak Theofilus Christ Marvellianto (SDC). Para peserta diajak untuk berpartisipasi dalam berbagai permainan dan aktivitas yang dirancang untuk mempererat hubungan antar peserta untuk lebih mengenal satu sama lain dan merasa lebih nyaman pada kegiatan yang dilakukan.
Setelah itu, Kak Natasha memulai kegiatan dengan mengajak para FYPL untuk melakukan refleksi diri. Mereka diminta untuk mengidentifikasi atau mengetahui apa yang membuat mereka takut dan cemas, baik itu hal-hal umum atau terkait dengan tugas mereka sebagai FYPL di masa depan. Untuk membantu mereka dalam proses ini, Kak Natasha meminta mereka untuk menggambar, karena menggambar bisa membuat pikiran mereka lebih dalam dan membantu mereka memahami diri sendiri lebih baik. Dengan suasana yang sangat hangat, FYPL mulaiĀ mengekspresikan perasaan mereka denganĀ berdiskusi dan berbagi pengalaman, saling mendengarkan, memberi dukungan, dan bertukar strategi untuk menghadapi ketakutan dan kekhawatiran mereka.
Di akhir sesi, Kak Natasha menyampaikan pesan penting kepada para peserta bahwa merasa takut atau cemas adalah hal yang wajar ketika menghadapi situasi sulit. Namun, yang lebih penting adalah bagaimana kita menghadapi dan mengelola perasaan tersebut dengan baik dan positif. Kak Natasha juga mengingatkan kepada peserta untuk lebih memahami dan menerima perasaan mereka sendiri, serta menemukan cara-cara yang baik untuk menghadapinya. Pesan ini memberikan semangat kepada para peserta untuk terus belajar dan mengelola dalam kesiapan mental mereka menghadapi tantangan yang akan datang.
Di samping itu, Kak Olivia membagikan sejumlah tips dan trik psikologis kepada peserta, untuk membantu mereka mengatasi tantangan yang mungkin mereka hadapi dalam peran mereka sebagai FYPL. Dalam penjelasannya, Kak Olivia tidak hanya memberikan pemahaman tentang berbagai jenis distorsi pikiran yang sering menjadi akar dari ketakutan dan kekhawatiran yang berlebihan, tetapi juga memberikan pemahaman dan praktek terkait dengan sesi terapi REBT (Rational Emotii Behavior Therapy). REBT adalah suatu metode terapi kognitif yang berfokus pada perubahan pola pikir negatif menjadi lebih positif dan produktif. Dengan melalui sesi REBT, peserta diajak untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan merespons secara konstruktif terhadap pikiran-pikiran yang mengganggu, sehingga mampu mengatasi ketakutan dan kekhawatiran dengan lebih baik.
Sesi terapi REBT yang dipandu oleh Kak Olivia memberikan kesempatan bagi peserta untuk memahami lebih dalam tentang aspek apa saja yang memengaruhi perilaku dan perasaan. Melalui teknik-teknik yang diajarkan, peserta diajak untuk mengubah pola pikir negatif menjadi lebih realistis dan adaptif, sehingga mampu menghadapi tantangan dengan lebih percaya diri dan tenang. Dengan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana pikiran mereka bekerja dan bagaimana pikiran tersebut dapat mempengaruhi perasaan dan tindakan, peserta menjadi lebih siap menghadapi ketakutan dan kekhawatiran yang mungkin dirasakan atau yang akan timbul nantinya. Dengan demikian, sesi terapi REBT tidak hanya memberikan solusi praktis untuk mengatasi ketakutan dan kekhawatiran, tetapi juga membekali peserta dengan keterampilan psikologis yang dapat mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Kehadiran para FYPL yang begitu aktif dan responsif dalam kegiatan ini menunjukkan bahwa mereka sangat peduli dengan kesehatan mental mereka sendiri. Dengan begitu hal ini menunjukkan kesadaran mereka akan pentingnya menjaga keseimbangan emosional dan mental, terutama saat menjalani tugas dan peran mereka nantinya sebagai FYPL. Semoga apa yang mereka pelajari dalam kegiatan ini dapat memberikan manfaat besar dan membantu mereka dalam perjalanan mereka sebagai FYPL. Dengan dukungan dan pengetahuan yang mereka dapatkan, diharapkan mereka dapat menghadapi tantangan dengan lebih percaya diri dan mampu mengelola stres dengan lebih baik, sehingga mereka dapat menjadi pemimpin yang lebih kuat dan efektif.