Softskill Booster AI VS Human Skills : Balancing AI Advancements with Human Skills
Seturut dengan perkembangan teknologi, kehidupan manusia semakin tidak lepas dari campur tangan Artificial Intelligence (AI), suatu model buatan yang ditujukan untuk mempermudah pekerjaan yang ada. Kehadiran Artificial Intelligence yang kian canggih seiring berjalannya waktu memunculkan beberapa pertanyaan di benak kita semua, “Apakah di masa yang akan datang peran manusia dapat tergantikan oleh AI? Lalu, apakah yang harus dilakukan manusia dalam mempersiapkannya?”
Berangkat dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, Student Development Center BINUS @Malang mengadakan Softskill Booster dengan tema AI vs Human Skill pada hari Jumat, 9 Juni 2023. Kegiatan Softskill Booster sendiri merupakan kegiatan rutin yang diadakan oleh Student Development Center BINUS @Malang untuk menunjang mahasiswa/i dalam mencapai BINUS Graduate Attributes seperti Digital Technology Fluency dan Critical and Creative Thinking. Pada kesempatan kali ini, pembicara yang diundang dalam kegiatan ini adalah Bapak Gusti Pangestu, S.Kom., M. Kom.,
Kegiatan dimulai dengan sebuah pertanyaan diskusi terkait “What do you think about AI”. Selanjutnya, Bapak Gusti menjelaskan tentang History of Homo Sapiens (manusia), History of AI, Human and AI, dan Conclusion. Beliau menyampaikan bahwa AI adalah sebuah produk manusia berupa suatu model (input, process, dan output) yang digunakan untuk membantu manusia dalam pekerjaannya. Saat ini, kelebihan dari AI adalah kecepatan dan ketepatan, sementara kelemahan dari AI adalah tidak adanya emotional intelligence atau kecerdasan emosional, serta negotiation skill.
Perkembangan AI tentunya harus disikapi lebih baik oleh generasi Z. Bapak Gusti menyampaikan bahwa AI mengubah banyak hal, termasuk cara kita bekerja sekarang yang menjadi “do less, think more”, yaitu harus selangkah lebih maju dan memiliki kerangka berpikir yang lebih kompleks dari AI. Walaupun begitu, sebagai manusia kita sudah memiliki bekal soft skills seperti kemampuan problem solving, team work, dan leadership yang dapat menjadi salah satu kemampuan manusia yang akan membantu kita dalam menyikapi perkembangan AI.
Di akhir sesi materi, Bapak Gusti berpesan bahwa kita harus menjadikan AI sebagai complement (pelengkap) dan bukan competitor (kompetitor). Kita harus dapat mempergunakan AI dengan bijak untuk meningkatkan efisiensi bekerja kita, tetapi harus tetap melakukan “upscaling” kemampuan-kemampuan yang kita miliki agar tetap bisa kompeten. Don’t let the AI control you, instead, you control the AI.